Tugas 1.1.a.9 Koneksi antar materi-Kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Nasional. Beliau merupakan seorang tokoh yang memerdekakan Pendidikan Indonesia. Pengabdian yang beliau berikan begitu besar terhadap bangsanya. Banyaknya karya yang dilahirkan beliau untuk bangsa membuat Indonesia bangga, sehingga tanggal lahir Ki Hajar Dewantara menjadi hari Pendidikan Nasional. Hari yang dikenal seluruh warga Indonesia. Hari seseorang yang dilahirkan untuk memerdekakan pendidikan di Indonesia. Dengan kepintaran, kebijaksanaan, tekun dan berani memerdekakan hak dari orang lain dan bangsanya melawan penjajah.
Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. beliau lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 meninggal di usia 69 tahun di Yogyakarta, 26 April 1959. Dengan nama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat) setelah itu sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara (EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro). Beliau merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia saat zaman penjajahan Belanda.
Modul 1.1 merupakan modul pertama yang kami pelajari dan pemikiran filosofis KHD telah membuka paradigma kami, diantaranya:
1. Sebelum mempelajari modul 1.1 saya masih bingung dan khawatir merdeka belajar seperti apa yang harus saya terapkan pada peserta didik, sedang rata-rata peserta didik kami memiliki karakterisktik yang 'unik'. Mereka sering merasa tidak bisa mengerjakan tugas bahkan ada yang sama sekali tidak mengumpulkan tugas, datang terlambat ke sekolah, juga ada yang sering bolos sekolah, tidak focus saat belajar dan seperti menyerah dengan keadaan hingga diberi nilai berapapun tidak masalah. Maka untuk mendisiplinkan, menertibkan dan menundukan peserta didik agar sesuai dengan keinginan, kami pun acapkali menekan dengan membuat aturan aturan yang mengikat dengan ketat agar patuh. Namun setelah saya mempelajari modul 1.1 Kekhawtiran dan kebingungan menerapkan merdeka belajar pun kian memudar dan saya menyadari segala aturan ketat tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah. Juga asas merdeka belajar yang dimaksud pun bukan dalam arti bebas tanpa aturan. Artinya tidak dibenarkan bila seorang pendidik atau bahkan orang tua peserta didik melakukan tindakan tindakan yang melanggar kemanusiaan meskipun punya dalih pengayom. Dengan menyadari dan menghargai adanya kodrat yang dimiliki peserta didik dalam ragam karakteristik ke unikannya yang harus dihormati, dihargai, dan difasilitasi maka bakat dan minatnya akan tumbuh optimal kearah lebih baik. Sebagai pendidik kami harus dapat mendidik peserta didik dengan cara mengasuh dan memberi nilai nilai positif dalam kehidupan mereka. Bukan mengasuh dengan cara paksaan, melainkan dengan memperhatikan dan menuntun. Pola asah, asih dan asuh dalam mengayomi peserta didik dapat memunculkan rasa nyaman, bahagia, dan tertantang bergerak kearah kebaikan. Penerapan merdeka belajar yang menanamkan profil pelajar pancasila adalah solusi tepat bagi kami.
2. Ada yang berubah pada pemikiran saya sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul 1.1 ini yaitu semakin menyadari bahwa menjadi guru itu bukan hanya sekedar ikatan profesi melainkan ikatan ikhlas dalam panggilan jiwa. Menyadari bahwa guru hendaknya memberikan layanan pada peserta didik dengan sebaik-baiknya dalam mengembangkan bakat dan minat sesuai potensinya, pola asah. Membimbing peserta didik dengan kasih bukan paksa, pola asih. Memperlakukan dan mengasuh mereka dengan demokratis dan adil tanpa membeda bedakan, pola asuh.
3. Yang bisa segera saya terapkan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah
a. Menerapkan kegiatan belajar yang mencerminkan Merdeka belajar dengan memperhatikan kodrat siswa yang pelaksanaan pembelajaran nya harus berorientasi kepada peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, dengan tetap memperhatikan ketercapaian kurikulum nasional. Pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran.
b. Selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, bahwa “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”, maka murid diberi kebebasan untuk belajar dari sumber yang beragam, dari guru, teman-teman, orang tua, buku, internet, dan sebagainya. Sesuai kondisi pandemic seperti ini maka pembelajaran dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media social WA dan atau siswa bisa membawa tugas dari sekolah diambil secara luring jika siswa tersebut tidak memiliki alat elektronik untuk belajar daring.
c. Mengawali rencana pembelajaran sebelum kegiatan belajar nantinya saya akan menyebar terlebih dahulu angket kebutuhan peserta didik menggunakan aplikasi google form, saya menyadari peserta didik yang masuk ke SMA Karya Bakti Haurwangi Kab.Cianjur berasal dari berbagai latar belakang profesi orang tua dan kondisi orang tua yang tidak lengkap/single parent, berasal dari SMP yang berbeda dan setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda pula pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris yang saya ampu. Maka angket kebutuhan yang disebar ini sebagai alat analisis agar pembelajaran menyesuaikan dengan minat peserta didik.
d. Setelah menganalisis kebutuhan peserta didik kemudian menyusun rencana pelaksanaan bimbingan pembelajaran serta menyiapkan materi bimbingan yang akan digunakan pada pembelajaran dengan membuat tayangan yang menarik dan menyenangkan agar perhatian peserta didik tertuju pada tayangan materi pembelajaran.
e. Kemudian membuat kesepakatan kelas selama proses daring diadakan. Pembelajaran jarak jauh yang kini kita jalankan tidak menjadi halangan untuk kita membuat pembelajaran yang menyenangkan yang menyesuaikan kondisi siswa kita sehingga merdeka belajar pada anak didik akan terwujud dan anak-anak kita menjadi generasi yang sehat dan bahagia.
f. Berasal dari latar belakang rendahnya kemampuan dalam kefasihan membaca teks dan memahami isi bacaan maka saya akan menampilkan teks monolg pendek dan sederhana untuk dibaca dan mencari informasi penting dalam teks tersebut.
g. Dari pelaksanaan pembelajaran tersebut bertujuan memperoleh hasil bahwa pembelajaran yang menerapkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara berdampak pada kebermaknaan dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat diketahui dari antusias anak-anak saat pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang berpusat pada anak adalah wujud dari memanusiakan (memerdekakan) manusia, sehingga peserta didik merasa termotivasi dan senang saat pembelajan.
Salam guru penggerak...
"Guru bergerak, Indonesia Maju."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar